Belakangan ini beberapa gunung berapi di Indonesia sedang bergejolak dan menunjukkan aktivitasnya. Salah satu nya adalah gunung Merapi yang saat ini sedang menjadi buah bibir dan disorot dimana-mana karena aktivitas vulkaniknya yang membahayakan dan menyebabkan ribuan orang mengungsi ke tempat yang aman. Gunung berapi paling aktiv di dunia ini sering sekali memuntahkan material yang ada di dalamnya dalam bentuk letusan dan awan panas yang keluar dari mulut kawah gunung Merapi. Material-material yang keluar bersama letusan dan awan panas Merapi ini sebagian besar berupa abu vulkanik yang menyebar dan menyelimuti berbagai daerah disekitar Gunung Merapi.

Bahaya Abu Vulkanik

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) material berupa debu / abu vulkanik sangat berbahaya apabila sampai terhirup oleh manusia. Abu vulkanik gunung berapi umumnya terdiri dari partikel fragmen batuan halus, mineral, dan kaca dengan karakter keras, kasar, korosif dan tidak larut dalam air. Partikel abu sangat kecil sehingga mudah tertiup angin hingga ribuan kilometer. Yang paling berpotensi merusak tubuh adalah partikel abu terkecil yang mencapai kurang dari 1/100 milimeter. Sehingga dapat dengan mudah menembus masker kain dan masuk ke tubuh manusia yang dapat berakibat rusaknya paru-paru. Selain partikel berbahaya, abu vulkanik juga berpotensi mengandung gas belerang dioksida dalam kadar rendah. Itulah mengapa ketika mulai mencium aroma belerang, sangat disarankan segera menjauh dari kawasan tersebut.

Partikel abu vulkanik yang kasar umumnya membuat mata terasa tidak nyaman, bahkan memicu iritasi terutama mereka yang mengenakan lensa kontak. Sejumlah pakar menyarankan penggunaan kacamata biasa. Selain itu, mereka yang tengah berada di lingkungan hujan abu vulkanik juga diminta tak sembarangan menggosok mata meski terasa sakit, gatal, dan merah. Gosokan tangan dikhawatirkan akan memicu goresan partikel abu di kornea. Kasus terparah adalah terjadinya peradangan pada kantung conjuctival yang mengelilingi bola mata sehingga mata menjadi merah, terasa seperti terbakar dan sensitif terhadap cahaya.

Tips Mengurangi Dampak Abu Vulkanik

Dampak dari adanya abu vulkanik memang sangat membahayakan kesehatan manusia, sehingga disarankan untuk menghindari kontak secara langsung dengan material berbahaya ini. Berikut beberapa tips untuk mengurangi dampak dari abu vulkanik :

  1. Apabila mungkin, hindari daerah-daerah yang terkena zona abu
  2. Tutup mulut dan hidung atau kenakan masker standard kesehatan karena debu abu vulkanik berbahaya bagi pernafasan.
  3. Gunakan kacamata untuk melindungi mata
  4. Lindungi kulit dari iritasi akibat debu vulkanik
  5. Bersihkan atap dari abu secepatnya karena bisa meruntuhkan atap bangunan bila debu itu tebal.
  6. Hati-hati ketika bekerja di atap bangunan rumah
  7. Hindari mengendarai kendaraan di daerah hujan abu lebat. Karena mengendarai kendaraan mengakibatkan debu tersedot dan dapat merusak mesin kendaraan tersebut.
  8. Bagi yang memiliki riwayat penyakit pernafasan, sedapat mungkin hindari kontak dengan abu vulkanik
  9. Tinggal di rumah sampai keadaan dinyatakan aman di luar rumah
  10. Hindari daerah bahaya yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah
  11. Aliran lahar dan banjir bisa datang tiba tiba, kebakaran hutan, bahkan aliran awan panas yang mematikan tidak terdeteksi jangkauannya bisa membayakan.
  12. Jangan coba coba dekati gunung api yang sedang meletus
  13. Apabila melihat permukaan aliran air sungai naik cepat cari daerah yang lebih tinggi. Apabila aliran lahar melewati jembatan jauhi jembatan tersebut.
  14. Aliran lahar memiliki daya kekuatan yang besar, membentuk aliran yang mengandung lumpur dan bahan gunung api lainnya yang dapat bergerak dengan kecepatan 30-60 kilometer perjam.
  15. Awan panas yang mengandung debu gunungapi dapat membakar tumbuhan yang dilaluinya dengan amat cepat.
  16. Ikuti informasi berita tentang gunung api melalui media cetak maupun elektronik