Rangkaian Transien
Fenomena peralihan dalam rangkaian listrik (electrical transient) adalah suatu manifestasi keluaran dari keadaan perubahan mendadak di dalam rangkaian lsitrik pada saat suatu saklar (switch) membuka, menutup, atau timbulnya gangguan/ kesalahan (fault) pada system tersebut. Waktu transien umumnya sangat singkat dibandingkan dengan waktu keadaan tunak (steady state).
Walaupun demikian, masa transien menjadi sangat penting dalam sistem karena pada masa tersebut suatu perubahan mendadak akan termanifestasikan baik dalam bentuk arus maupun tegangan yang kadangkala dalam hal ekstrim akan mengakibatkan kerusakan fatal pada system seperti memacetkan mesin, memutuskan hubungan listrik, mengganggu/menggagalkan sistem komunikasi, dan lain-lain.
Oleh karena itu cukup beralasan bahwa pemahaman yang jelas dari apresiasi peristiwa dan perilaku rangkaian listrik pada masa transien sangat perlu dipelajari dan diteliti dengan seksama. Sangat disayangkan penelitian perilaku rangkaian listrik tersebut tidak banyak mendapat perhatian kebanyakan ahli teknik listrik atau kadangkala hanya dianggap sepele apa yang sedang terjadi pada saat-saat peralihan tersebut dalam system peralatan listrik.
Dengan pemahaman atas perilaku transien tersebut, secara matematis dapat dihitung dan diukur dengan berbagai instrumen elektronik, setidaknya dapat diusahakan untuk mencegah terjadinya kerusakan system maupun mengontrol sistem agar keadaan berbahaya dapat terelakkan dan teratasi.
Semua fenomena transien dalam sistem listrik mekanis dapat dinyatakan oleh 3 jenis elemen rangkaian listrik berupa resistansi, induktansi, dan kapasitansi. Ketiga jenis elemen listrik yaitu resistor, induktor, dan kapasitor dapat mengeluarkan energi alam dalam jumlah terbatas, seperti misalnya resistor hanya mampu mendisipasi energi lsitrik dalam bentuk panas I2R. Sedangkan induktor dan kapasitor mampu menyimpan masing-masing energi magnetik (1/2)Li2 dan energi elektris (1/2)CV2.
Dalam keadaan tunak (steady state), energi yang tersimpan pada induktor dan kapasitor adalah konstan (untuk sumber konstan) dan sesuai dengan perubahan arus dan tegangan bentuk gelombang sumber bolakbalik (untuk sumber bolak-balik).
Begitu terdapat sedikit perubahan/ gangguan terhadap rangkaian listriknya akan terjadi redistribusi energi yang akan memunculkan kondisi baru, dimana redistribusi energi tersebut tidak dapat terjadi dalam waktu yang sangat cepat tetapi dalam waktu yang yang terbatas pula.
Dan selama interval waktu dalam proses transien akan berlaku prinsip bahwa jumlah energi yang terkonservasi (yang disupply) sama dengan energi tersimpan ditambah dengan energi terdisipasi. Keadaan inilah yang menjadi dasar pemahaman perilaku transien untuk diterapkan pada pengamatan-pengamatan rangkaian R, L, C berikut ini.
Walaupun rangkaian-rangkaian yang akan ditinjau memiliki pemunculan yang sangat elementer, rangkaian-rangkaian tersebut penting digunakan dalam praktek, misalnya berguna sebagai jaringan-jaringan kopling rangkaian elektronis, sebagai jaringan pengkompensasi di dalam sistem-sistem kontrol otomatis, juga sebagai jaringan penyama (rangkaian resonansi, delay) di dalam saluran-saluran komunikasi dan saluran-saluran daya.
Pengamatan dan penelitian dilakukan untuk mempelajari dan menganalisis response berbagai rangkaian R, L, dan C dengan fenomena yang bervariasi. Beberapa parameter penting dapat dianalisis lebih mendetail antara lain mengenai tegangan/ lewatan maksimum (maximum overshoot), waktu puncak (peak time tm), dan waktu penetapan (settling time ts). Terbatasnya komponen-komponen resistor, kapasitor, dan induktor atau model-model rangkaian serta alat ukur/ instrumen dengan spesifikasi yang serba terbatas menjadi kendala pada pemunculan karakteristik dari response rangkaian tertentu saja
Induktor
Misalkan tegangan DC dikenakan pada kedua keping. Karena kedua keping tersebut dipisahkan oleh
suatu insulator, pada dasarnya tidak ada elektron yang dapat menyeberang celah di
antara kedua keping. Pada saat baterai belum terhubung, kedua keping akan bersifat netral (belum temuati).
Saat baterai terhubung, titik dimana kawat pada ujung kutub
negative dihubungkan akan menolak elektron, sedangkan titik dimana kutub
positif terhubungkan menarik elektron. Elektron-elektron tersebut akan tersebar
ke seluruh keping kapasitor. Sesaat, elektron mengalir ke dalam keping sebelah
kanan dan electron mengalir keluar dari keping sebelah kiri; pada kondisi ini
arus mengalir melalui kapasitor walaupun sebenamya tidak ada elektron yang
mengalir melalui celah kedua keping tersebut.
Setelah bagian luar dari keping termuati, berangsur-angsur
akan menolak muatan baru dari baterai. Karenanya arus pada keping tersebut akan
menurun besarnya terhadap waktu sampai kedua keping tersebut berada pada
tegangan yang dimiliki baterai. Keping sebelah kanan akan memiliki kelebihan
elektron yang terukur dengan muatan -Q dan pada keping sebelah kiri temuati
sebesar +Q.
Besarnya
muatan Q ini karenanya proporsional dengan V atau
Q µV
Konstanta
proporsionalitas tersebut dinyatakan sebagai kapasitansi atau C
Q = C V
dimana
satuan kapasitansi ini dinyatakan dengan farad (F).
Secara umum
hubungan antara muatan dan tegangan untuk sebuah kapasitor
dapat
dituliskan sebagai
q = C v
dengan
demikian arus i yang mengalir diberikan oleh
i = dq / dt = C dv /
dt
atau