Sebuah tali kosmik dari gas dingin dan debu berjarak 260 tahun cahaya di sepanjang galaksi Bima Sakti, diidentifikasi sebagai tempat kelahiran dari bintang-bintang raksasa. Demikian yang dikatakan oleh seorang ahli astronomi asal Australia.
Jill Rathborne dari CSIRO Astronomy dan Space Science, mengatakan bahwa sebelumnya, sangat minim pengetahuan mengenai bagaimana bintang-bintang raksasa yang berukuran lebih dari delapan kali ukuran matahari kita, bisa terbentuk. Demikian seperti yang dikutip dari UPI.com, Kamis (30/12/2010).
“Jumlah bintang-bintang raksasa tidaklah terlalu banyak dan umurnya juga tidak terlalu lama. Hal ini lah yang menyebabkan objek-objek tersebut sedikit sukar untuk dipelajari,” ujar Rathborne.
Rathborne menjelaskan, bintang-bintang raksasa ini memiliki dampak yang penting pada galaksi. Memancarkan radiasi dalam jumlah besar, serta meniupkan angin kosmik yang menempa elemen-lemen berat, sebelum akhirnya meledak sebagai supernova yang masif.
Rathborne adalah anggota dari tim yang menemukan ‘tempat kelahiran dari bintang-bintang raksasa’ yang berbentuk tali kosmik dari gas dan debu antariksa tersebut, menggunakan Spitzer Space Telescope milik NASA. Mereka menjuluki penemuannya tersebut sebagai ‘Nessie Nebula’.
“Itu karena bentuknya terlihat mirip seperti monster Loch Ness,” jelas Rathborne.